Esai(paragraf)

Jumat, 01 April 2011


MUSIK ADALAH HIDUPKU
Memainkan alat musik telah membuat saya seorang siswa yang lebih baik dalam banyak hal. Musik telah menjadi bagian dari hidup saya selama 3 tahun sekarang. Ketika saya belajar lebih banyak dan bermain lebih baik,saya merasa percaya diri. Keyakinan membantu saya untuk berusaha lebih keras dalam mata pelajaran lain karena saya tahu dengan pekerjaan saya akan berhasil.
Bermain alat musik telah membantu saya menjadi disiplin. Saya telah belajar untuk mengatur waktu saya untuk pekerjaan rumah saya,untuk memastikan bahwa aku memiliki waktu untuk berlatih bermain gitar. Saya mengambil waktu untuk praktek sehari-hari,sebagai hasilnya,saya belajar bermain alat musik saya yang lebih baik. Orang –orang selalu mengatakan saya “praktek membuat sempuran”. Saya tidak sempurna, tetapi saya telah belajar bahwa ketika saya mendisiplinkan diri saya untuk berlatih, tidak hanya alat saya tetapi semua mata pelajaran saya, tanpa semua itu tujuan saya tidak akan tercapai.
Saya dulu pemalu gugup didepan sebuah kelompok atau kelas. Tetapi setelah bagaimana untuk duduk-tegak bermain dengan tenang dan bermain di depan orang lain, sekarang saya bisa memberikan laporan lisan dedepan kelas. Hal ini membantu saya untuk merasakan rasa prestasi.Konsentrasi dan fokus saya, telah meningkat sejak bermain gitar. Berkonsentrasi  pada memainkan catatan yang benar pada waktu yang tepat,telah membantu saya belajar untuk tetap fokus. Keterampilan ini sangat penting dengan pekerjaan sekolah lain dan tes.
Menjaga dengan merawat instrumen dan berlatih secara teratur telah mengajarkan saya tanggung jawab. Kita perlu tanggung jawab untuk menjaga dengan pekerjaan sekolah dan mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Saya pasti percaya bermain alat musik membuat saya seorang siswa yang lebih baik karena musik membuat diri saya menjadi lebih berarti.

Dampak Revolusi Hijau dan Industrialisasi terhadap Perubahan Sosial Ekonomi di Pedesaan dan Perkotaan pada Masa Orde Baru

Kamis, 31 Maret 2011


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam sektor pertanian di Indonesia tidak lepas dari perkembangan sektor industri pertanian itu sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian di dunia ditandai dengan munculnya Revolusi Hijau.

A.Revolusi Hijau
Teknologi genetika memicu terjadinya Revolusi Hijau (green revolution) yang sudah berjalan sejak 1960-an. Dengan adanya Revolusi Hijau ini terjadi pertambahan produksi pertanian yang berlipat ganda sehingga tercukupi bahan makanan pokok asal serealia.
Konsep Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas (bimbingan masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya swasembada beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan sosial. Gerakan Bimas berintikan tiga komponen pokok, yaitu penggunaan teknologi yang sering disabut Panca Usaha Tani, penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan kredit dan infrastruktur. Grakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras.
Gerakan Revolusi Hijau yang dijalankan di negara – negara berkembang dan Indonesia dijalankan sejak rejim Orde Baru berkuasa. Gerakan Revolusi Hijau sebagaimana telah umum diketahui di Indonesia tidak mampu untuk menghantarkan Indonesia menjadi sebuah negara yang berswasembada pangan secara tetap, tetapi hanya mampu dalam waktu lima tahun, yakni antara tahun 1984 – 1989. Disamping itu, Revolusi Hijau juga telah menyebabkan terjadinya kesenjangan ekonomi dan sosial pedesaan karena ternyata Revolusi Hijau hanyalah menguntungkan petani yang memiliki tanah lebih dari setengah hektar, dan petani kaya di pedesaan, serta penyelenggara negara di tingkat pedesaan. Sebab sebelum Revolusi Hijau dilaksanakan, keadaan penguasaan dan pemilikan tanah di Indonesia sudah timpang, akibat dari gagalnya pelaksanaan Pembaruan Agraria yang telah mulai dilaksanakan pada tahun 1960 sampai dengan tahun 1965. Pertanian revolusi hijau juga dapat disebut sebagai kegagalan karena produknya sarat kandungan residu pestisida dan sangat merusak ekosistem lingkungan dan kesuburan tanah.

B.Pestisida dan Pupuk Buatan
Pestisida telah lama diketahui menyebabkan iritasi mata dan kulit, gangguan pernapasan, penurunan daya ingat, dan pada jangka panjang menyebabkan kanker. Bahkan jika ibu hamil mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung residu pestisida, maka janin yang dikandungnya mempunyai risiko dilahirkan dalam keadaan cacat. Penggunaan pestisida juga menyebabkan terjadinya peledakan hama —suatu keadaan yang kontradiktif dengan tujuan pembuatan pestisida— karena pestisida dalam dosis berlebihan menyebabkan hama kebal dan mengakibatkan kematian musuh alami hama yang bersangkutan.
Namun, mitos obat mujarab pemberantas hama tetap melekat di sebagian petani. Mereka tidak paham akan bahaya pestisida. Hal ini disebabkan karena informasi yang sampai kepada mereka adalah ‘jika ada hama, pakailah pestisida merek A’. para petani juga dibanjiri impian tentang produksi yang melimpah-ruah jika mereka menggunakan pupuk kimia. Para penyuluh pertanian adalah ‘antek-antek’ pedagang yang mempromosikan keajaiban teknologi modern ini. Penyuluh pertanian tidak pernah menyampaikan informasi secara utuh bahwa pupuk kimia sebenarnya tidak dapat memperbaiki sifat-sifat fisika tanah, sehingga tanah menghadapi bahaya erosi. Penggunaan pupuk buatan secara terus-menerus juga akan mempercepat habisnya zat-zat organik, merusak keseimbangan zat-zat makanan di dalam tanah, sehingga menimbulkan berbagai penyakit tanaman. Akibatnya, kesuburan tanah di lahan-lahan yang menggunakan pupuk buatan dari tahun ke tahun terus menurun.

C.Revolusi Hijau dan Dampak Buruknya
Di Indonesia, penggunaan pupuk dan pestisida kimia merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek ambisius Orde Baru untuk memacu hasil produksi pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang dimulai sejak tahun 1970-an. Memang Revolusi Hijau telah menjawab satu tantangan ketersediaan kebutuhan pangan dunia yang terus meningkat. Namun keberhasilan itu bukan tanpa dampak dan efek samping yang jika tanpa pengendalian, dalam jangka panjang justru mengancam kehidupan dunia pertanian.
Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada dekade 1980-an. Saat itu, pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk kimia, pestisida, dan lain-lainnya. Hasilnya, Indonesia sempat menikmati swasembada beras. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai kelimpungan menghadapi serangan hama, kesuburan tanah merosot, ketergantungan pemakaian pupuk yang semakin meningkat dan pestisida tidak manjur lagi, dan harga gabah dikontrol pemerintah
Bahan kimia sintetik yang digunakan dalam pertanian, pupuk misalnya telah merusak struktur, kimia dan biologi tanah. Bahan pestisida diyakini telah merusak ekosistem dan habitat beberapa binatang yang justru menguntungkan petani sebagai predator hama tertentu. Disamping itu pestisida telah menyebabkan imunitas pada beberapa hama. Lebih lanjut resiko kerusakan ekologi menjadi tak terhindarkan dan terjadinya penurunan produksi membuat ongkos produksi pertanian cenderung meningkat. Akhirnya terjadi inefisensi produksi dan melemahkan kegairahan bertani.
Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produksi gabah. Namun berakibat:
Berbagai organisme penyubur tanah musnah
Kesuburan tanah merosot / tandus
Tanah mengandung residu (endapan pestisida)
Hasil pertanian mengandung residu pestisida
Keseimbangan ekosistem rusak
Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama.
Revolusi Hijau bahkan telah mengubah secara drastis hakekat petani. Dalam sejarah peradaban manusia, petani bekerja mengembangkan budaya tanam dengan memanfaatkan potensi alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Petani merupakan komunitas mandiri. Namun dalam revolusi hijau, petani tidak boleh mem-biakkan benih sendiri. Bibit yang telah disediakan merupakan hasil rekayasa genetika, dan sangat tergantung pada pupuk dan pestisida kimia —yang membuat banyak petani terlilit hutang. Akibat terlalu menjagokan bibit padi unggul, sekitar 1.500 varietas padi lokal telah punah dalam 15 tahun terakhir ini.
Meskipun dalam Undang-Undang No. 12/1992 telah disebutkan bahwa “petani memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan jenis tanaman dan pembudi-dayaannya”, tetapi ayat tersebut dimentahkan lagi oleh ayat berikutnya, yakni “petani berkewajiban berperan serta dalam mewujudkan rencana pengembangan dan produksi budidaya tanam” (program pemerintah). Dengan begitu, kebebasan petani tetap dikebiri oleh rezim pemerintah.
Dapat dipastikan bahwa Revolusi Hijau hanya menguntungkan para produsen pupuk, pestisida, benih, serta petani bermodal kuat. Revolusi Hijau memang membuat hasil produksi pertanian meningkat, yang dijadikan tolak ukur sebagai salah satu keberhasilan Orde Baru. Namun, di balik itu semua, ada penderitaan kaum petani. Belum lagi kerusakan sistem ekologi pertanian yang kerugiannya tidak dapat dinilai dengan uang.
Mitos akan kehebatan Revolusi Hijau lahir karena ditopang oleh teknologi yang dikembangkan dari sistem ilmu pengetahuan modern, mulai dari genetika sampai kimia terapan. Pantas jika Masanobu Fukuoka, pelopor pertanian alami di Jepang, pernah berkata: “Peranan ilmuwan dalam masyarakat itu analog dengan peranan diskriminasi di dalam pikiran-pikiran Anda sendiri.”. Telah terbukti bahwa penerapan Revolusi Hijau di Indonesia memberi dampak negatif pada lingkungan karena penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Dan Revolusi Hijau di Indonesia tidak selalu mensejahterakan petani padi


Revolusi Hijau pada dasarnya adalah suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional ke cara modern. Revolusi Hijau ditandai dengan makin berkurangnya ketergantungan petani pada cuaca dan alam, digantikan dengan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya meningkatkan produksi pangan. Revolusi Hijau sering disebut juga Revolusi Agraria. Pengertian agraria meliputi bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.

Lahirnya Revolusi Hijau melalui proses panjang dan akhirnya meluas ke wilayah Asia dan Afrika. Revolusi Hijau mulai mendapat perhatian setelah Thomas Robert Malthus (1766–1834) mulai melakukan penelitian dan memaparkan hasilnya. Malthus menyatakan bahwa kemiskinan adalah masalah yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Kemiskinan terjadi karena pertumbuhan penduduk dan peningkatan produksi pangan yang tidak seimbang. Pertumbuhan penduduk lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan hasil pertanian (pangan). Malthus berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 31, 64, dan seterusnya), sedangkan hasil pertanian mengikuti deret hitung (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, dan seterusnya).

Hasil penelitian Malthus itu menimbulkan kegemparan di Eropa dan Amerika. Akibatnya, muncul berbagai gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dan usaha penelitian pencarian bibit unggul dalam bidang pertanian. Revolusi Hijau menjadi proyek penelitian untuk meningkatkan produksi pangan di berbagai negara di dunia. Sejumlah varietas padi-padian baru yang unggul, khususnya gandum, padi, dan jagung dikembangkan dalam upaya melipatgandakan hasil pertanian. Pelaksanaan penelitian pertanian disponsori oleh lembaga Ford and Rockefeller Foundation. Penelitian itu dilakukan di negara Meksiko, Filipina, India, dan Pakistan.

Di Meksiko pada tahun 1944 didirikan sebuah pusat penelitian benih jagung dan gandum. Pusat penelitian ini mendapat bimbingan langsung dari Rockefeller Foundation. Hanya dalam beberapa tahun, para peneliti di lembaga tersebut berhasil menemukan beberapa varietas baru yang hasilnya jauh di atas rata-rata hasil varietas lokal Meksiko.

Diilhami oleh kesuksesan hasil penelitian di Meksiko, pada tahun 1962 Rockefeller Foundation bekerja sama dengan Ford Foundation mendirikan sebuah badan penelitian untuk tanaman padi di Filipina. Badan penelitian ini dinamakan International Rice Research Institute (IRRI) yang bertempat di Los Banos, Filipina. Pusat penelitian ini ternyata juga menghasilkan suatu varietas padi baru yang hasilnya jauh melebihi rata-rata hasil varietas lokal di Asia. Varietas baru tersebut merupakan hasil persilangan genetik antara varietas padi kerdil dari Taiwan yang bernama Dee-Geowoogen dan varietas padi jangkung dari Indonesia yang bernama Peta. Hasil dari persilangan tersebut diberi nama IR 8-288-3 atau biasa dikenal dengan IR-8 dan di Indonesia dikenal dengan sebutan padi PB-8. Setelah penemuan padi PB-8, disusul oleh penemuan varietasvarietas baru yang lain. Jenis-jenis bibit dari IRRI ini di Indonesia disebut padi unggul baru (PUB). Pada tahun 1966, IR-8 mulai disebarkan ke Asia diikuti oleh penyebaran IR-5 pada tahun 1967. Pada tahun 1968 di India, Pakistan, Sri Lanka, Filipina, Malaysia, Taiwan, Vietnam, dan Indonesia telah dilaksanakan penanaman padi jenis IR atau PUB secara luas di masyarakat. Pada tahun 1976 areal sawah di Asia yang ditanami PUB sudah mencapai 24 juta hektar.

Revolusi Hijau adalah proses keberhasilan para teknologi pertanian dalam melakukan persilangan (breeding) antarjenis tanaman tertentu sehingga menghasilkan jenis tanaman unggul untuk meningkatkan produksi bahan pangan. Jenis tanaman unggul itu mempunyai ciri berumur pendek, memberikan hasil produksi berlipat ganda (dibandingkan dengan jenis tradisional) dan mudah beradaptasi dalam lingkungan apapun, asal memenuhi syarat, antara lain:

a. tersedia cukup air;
b. pemupukan teratur;
c. tersedia bahan kimia pemberantas hama dan penyakit;
d. tersedia bahan kimia pemberantas rerumputan pengganggu. Revolusi Hijau dapat memberikan keuntungan bagi kehidupan umat

manusia, tetapi juga memberikan dampak negatif bagi kehidupan umat manusia. Keuntungan Revolusi Hijau bagi umat manusia, antara lain sebagai berikut.

a. Revolusi Hijau menyebabkan munculnya tanaman jenis unggul berumur pendek sehingga intensitas penanaman per tahun menjadi bertambah (dari satu kali menjadi dua kali atau tiga kali per dua tahun). Akibatnya, tenaga kerja yang dibutuhkan lebih banyak. Demikian juga keharusan pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit akan menambah kebutuhan tenaga kerja.
b. Revolusi Hijau dapat meningkatkan pendapatan petani. Dengan paket teknologi, biaya produksi memang bertambah. Namun, tingkat produksi yang dihasilkannya akan memberikan sisa keuntungan jauh lebih besar daripada usaha pertanian tradisional.

c. Revolusi Hijau dapat merangsang kesadaran petani dan masyarakat pada umumnya akan pentingnya teknologi. Dalam hal ini, terkandung pandangan atau harapan bahwa dengan masuknya petani ke dalam arus utama kehidupan ekonomi, petani, dan masyarakat pada umumnya akan menjadi sejahtera.
d. Revolusi Hijau merangsang dinamika ekonomi masyarakat karena dengan hasil melimpah akan melahirkan pertumbuhan ekonomi yang meningkat pula di masyarakat. Hal ini sudah terjadi di beberapa negara, misalnya di Indonesia.

Revolusi Hijau di Indonesia diformulasikan dalam konsep ‘Pancausaha Tani’ yaitu:

a. pemilihan dan penggunaan bibit unggul atau varitas unggul;
b. pemupukan yang teratur;
c. pengairan yang cukup;
d. pemberantasan hama secara intensif;
e. teknik penanaman yang lebih teratur.

Untuk meningkatkan produksi pangan dan produksi pertanian umumnya dilakukan dengan empat usaha pokok, yaitu sebagai berikut.

a. Intensifikasi pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan menerapkan pancausaha tani.
b. Ekstensifikasi pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan membuka lahan baru termasuk usaha penangkapan ikan dan penanaman rumput untuk makanan ternak.
c. Diversifikasi pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan keanekaragaman usaha tani.
d. Rehabilitasi pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan pemulihan kemampuan daya produkstivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.

Dampak negatif munculnya Revolusi Hijau bagi para petani Indonesia, antara lain sebagai berikut.

a. Sistem bagi hasil mengalami perubahan. Sistem panen secara bersamasama pada masa sebelumnya mulai digeser oleh sistem upah. Pembeli memborong seluruh hasil dan biasanya menggunakan sedikit tenaga kerja. Akibatnya, kesempatan kerja di pedesaan menjadi berkurang.
b. Pengaruh ekonomi uang di dalam berbagai hubungan sosial di daerah pedesaan makin kuat.
c. Ketergantungan pada pupuk kimia dan zat kimia pembasmi hama juga berdampak pada tingginya biaya produksi yang harus ditanggung petani.
d. Peningkatan produksi pangan tidak diikuti oleh pendapatan petani secara keseluruhan karena penggunaan teknologi modern hanya dirasakan oleh petani kaya.

3. Pengembangan Sektor Industri dan Dampaknya

Sesuai tahapan yang ada dalam pelita, sektor industri juga mengalami penargetan dan pencapaian sasaran, seperti berikut ini.

a. Pelita I (1 April 1969–31 Maret 1974) sektor pertanian dan industri dititikberatkan pada industri yang mendukung sektor pertanian.
b. Pelita II (1 April 1974–31 Maret 1979) sektor pertanian dan industri dititikberatkan pada industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
c. Pelita III (1 April 1979–31 Maret 1984) sektor pertanian dan industri
dititikberatkan pada pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.
d. Pelita IV (1 April 1984–31 Maret 1989) sektor pertanian dan industri
dititikberatkan pada industri yang menghasilkan mesin-mesin industri baik
untuk industri berat maupun ringan.
e. Pelita V (1 April 1989–31 Maret 1994) sektor pertanian dan industri
diprogramkan untuk dapat menghasilkan barang ekspor industri yang
menyerap banyak tenaga kerja, industri yang mampu mengolah hasil
pertanian dan swasembada pangan dan industri yang dapat menghasilkan
barang-barang industri.
f. Pelita VI (1 April 1994–31 Maret 1998) sektor pertanian dan industri
dititikberatkan pada pembangunan industri nasional yang mengarah pada
penguatan dan pendalaman struktur industri didukung kemampuan
teknologi yang makin meningkat.
Dengan penargetan dan pencapaian hasil teknologi yang dimaksudkan, Indonesia tumbuh menjadi kawasan industri di berbagai tempat. Lahan-lahan pertanian banyak berubah menjadi kawasan industri, baik oleh pemodal asing (PMA) maupun pemodal dalam negeri (PMDN). Mental pejabat Orde Baru yang korup menambah parah dampak industrialisasi di Indonesia. Banyak industri yang tidak mempunyai atau tidak lolos dalam penyampaian analisis dampak lingkungan (AMDAL), tetapi karena mampu menyuap pejabat berwenang yang mengeluarkan izin pendirian kawasan industri, akhirnya mampu membangun industri tersebut. Jika semua unsur pendirian industri yang mengarah pada ramah lingkungan itu terpenuhi, tentu dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin. Dengan demikian, kelestarian lingkungan hidup akan dapat selalu dijaga.

CINTA (color)

CINTA ITU .......... INDAH
CINTA ITU .......... BUTA
CINTA ITU .......... PENGORBANAN
CINTA ITU .......... ANUGERAH
CINTA ITU .......... TAK MENGENAL STATUS
CINTA ITU .......... TAI
CINTA ITU .......... BULLSHIT
CINTA ITU .......... TAK HARUS MEMILIKI
CINTA ITU .......... HASRAT
CINTA ITU .......... SAYANG
CINTA ITU .......... SEX
CINTA ITU .......... SOULMATE
CINTA ITU .......... BIRAHI
CINTA ITU .......... COMBRO
CINTA ITU .......... DODOL
CINTA ITU .......... S.W.T
CINTA ITU .......... NENEN
CINTA ITU .......... FUCK OFF
CINTA ITU .......... NO COMMENT
CINTA ITU .......... NAFSU
CINTA ITU .......... KEBAHAGIAAN
CINTA ITU .......... SUKA DUKA
CINTA ITU .......... SEJATI
CINTA ITU .......... CUPU
CINTA ITU .......... MENYAKITKAN
CINTA ITU .......... KEPUASAN
CINTA ITU .......... S.M.A
CINTA ITU .......... MEMILIKI
CINTA ITU .......... JAIM
CINTA ITU .......... SETIA
CINTA ITU .......... GOKIL
CINTA ITU .......... SELINGKUH
CINTA ITU .......... KAWIN
CINTA ITU .......... ANEH
CINTA ITU .......... FREAK
CINTA ITU .......... MATERIAL
CINTA ITU .......... KOMERSIL
CINTA ITU .......... JODOH
CINTA ITU .......... TAK MENGENAL USIA
CINTA ITU .......... UANG
CINTA ITU .......... GILA
CINTA ITU .......... MAKAN HATI
CINTA ITU .......... PUNYA ANAK
CINTA ITU .......... KESABARAN
CINTA ITU .......... PUISI
CINTA ITU .......... SYAIR
CINTA ITU .......... ROMANTIS
CINTA ITU .......... PENGERETAN
CINTA ITU .......... GAUL
CINTA ITU .......... TULUS
CINTA ITU .......... SERIUS
CINTA ITU .......... ML
CINTA ITU .......... PENDERITAAN
CINTA ITU .......... SEDIH TAK BERUJUNG
CINTA ITU .......... KETERPAKSAAN
CINTA ITU .......... BUTUH WAKTU
CINTA ITU .......... CEMBURU
CINTA ITU .......... JANJI
CINTA ITU .......... KOMITMEN
CINTA ITU .......... EGOIS
CINTA ITU .......... HITAM
CINTA ITU .......... SEMU
CINTA ITU .......... NARSIST
CINTA ITU .......... 5 HURUF
CINTA ITU .......... BIASA AJE
CINTA ITU .......... ASIK
CINTA ITU .......... MATI
CINTA ITU .......... PINK
CINTA ITU .......... WARNA - WARNI
CINTA ITU .......... PENUH RASA
CINTA ITU .......... PEGEL
CINTA ITU .......... TAKE AND GIVE
CINTA ITU .......... SENYUM
CINTA ITU .......... PEDULI
CINTA ITU .......... MISTERI
CINTA ITU .......... SENYUM
CINTA ITU .......... SUCI
CINTA ITU .......... SANDIWARA
CINTA ITU .......... SALING MENGENAL
CINTA ITU .......... SEMBRONO
CINTA ITU .......... SUMPAH
CINTA ITU .......... PATAH HATI
CINTA ITU .......... KASIH SAYANG
CINTA ITU .......... PERHATIAN
CINTA ITU .......... GAMES
CINTA ITU .......... WOW
CINTA ITU .......... REAKSI
CINTA ITU .......... PERCOBAAN
CINTA ITU .......... SURGA
CINTA ITU .......... BETE
CINTA ITU .......... SEBEL
CINTA ITU .......... SEUMUR HIDUP
CINTA ITU .......... PERPISAHAN
CINTA ITU .......... L.O.V.E
CINTA ITU .......... NOTHING
CINTA ITU .......... LUTHU
CINTA ITU .......... IKLAS
CINTA ITU .......... PASRAH
CINTA ITU .......... PROBLEMA
CINTA ITU .......... DOSA
CINTA ITU .......... SEGALANYA
CINTA ITU .......... RINDU
CINTA ITU .......... DAMAI
CINTA ITU .......... SENDU
CINTA ITU .......... SEDERHANA
CINTA ITU .......... APA SEEH
CINTA ITU .......... SO WHAT GITU LOH
CINTA ITU .......... WHATEVER

THE END

Senin, 28 Maret 2011

Kini kusadari tiada cinta lagi
di hatiku,Kini semua sudah
berakhir, kubiarkan rasa
cinta di hatiku hilang,
kubiarkan rasa cinta pergi
dengan anganku,kadang
kuberpikir cinta tak
selamanya abadi, karena aku
telah membuktikannya.
Mungkin dulu ku terlalu cinta
padanya,tapi skrang tu semua
sudah tidak ada lagi.
Mungkin dia tak tau rasa
yang begitu dalam padanya.
Sekarang tidak ada
lagi,sekarang biarkan dia
merasakan cinta yg lain..
Dan aku pun akan mencari
cinta yang benar-benar dari
hati,karna sekarang aku tidak
mau mencintai terlalu dalam.
Kan kubiarkan cintaku
lenyap dan musnah,karena
ku tak mau mencintai lagi tapi
KU INGIN DI CINTAI..

REVIEW HARRY POTTER AND HALF BLOOD PRINCE

Kamis, 24 Maret 2011


   
Author     : J. K. Original title Rowling Harry Potter and the
      Half-Blood Prince

Voldemort and his "Death Eaters" were openly make a big disorder in the entire country of Great Britain | British. Cornelius Fudge was thrown from his position as Minister of Magic for 'shouting' magic community for his mistakes Voldemort handle this. He was replaced by Rufus Scrimgeour as the new Minister of Magic. In this new regime, formed the new department structure and Arthur Weasley get a promotion.  At his home in Spinner's End, Severus Snape get a visit from Draco Malfoy's mother, Narcissa and her sister, Bellatrix Lestrange. Narcissa Snape do to swear non-violated, for Snape to protect Draco and, if the task fails Draco, Snape must complete the task given by the Prince of Darkness.
At the party started the new school year, Snape was announced has been appointed as Defense Against the Dark Arts teacher is new, it is very surprising to most students of Hogwarts, especially because for years he did not get that position. Using Harry Potter, Albus Dumbledore managed to persuade his old teacher, Horace Slughorn, to end his retirement, and returned to teach at his old position, as the Potions teacher.
Since Slughorn only ask for a minimum value of "E" ("Exceed Expectations" - "Beyond the Allegations") in OWL to proceed to the advanced class ([NEWT) Potions, Harry and Ron had the opportunity to enroll in the class. Slughorn lends Harry an old textbook "Advanced Potion Making," which marked the owner, "Mixed Blood Prince." The records of the owners of small book that was gifted to help Harry to excel in Potions class, and earned a reputation over Hermione. As a reward, Slughorn gave a vial of Felix Felicis gift, liquid luck.
Harry tells her suspicions, that Draco Malfoy may be a Death Eater, to Dumbledore, who apparently do not worry, just like Ron and Hermione. Later, it is known that Dumbledore had ordered Snape to investigate.
Dumbledore gives Harry private lessons begin. These lessons form the past knowledge of Voldemort and is given in the form of coffee into the memories of people who never associated with Voldemort's past, using a kind of magic tool basin, Pensieve. One memory that is a copy from the memory of Slughorn has a section missing. Dumbledore assigns Harry to work on that memory from Slughorn. Helped by the fluid Felix Felicis, Harry finally managed to get a piece of that memory from Slughorn. Dumbeldore speculates that Voldemort has divided his soul into seven parts, and save the six parts of his soul in "Horcrux". Two Horcruxes have been destroyed, the first being Tom Riddle's diary which was destroyed by Harry, and Marvolo Gaunt's ring by Dumbledore.
When Harry and Dumbledore will go to find the Horcruxes, Harry Disapparated with Dumbledore to a secret cave hidden. To get that Horcrux (a legacy of Salazar Slytherin locket necklace), Dumbledore's condition became very weak due to be taking some sort of liquid surrounding the Horcrux. They immediately returned to the castle of Hogwarts and Voldemort's Dark Mark glowing found hovering over Hogwarts. They are ambushed by Draco Malfoy on Astronomy Tower. Draco admits that he has opened the way for the Death Eaters to enter Hogwarts, although Dumbledore found that boys who obviously fear that has been forced to assist children pieces of Voldemort.
Death Eaters arrive and urge Draco to finish his mission-killing Dumbledore-but Draco hesitated. Snape arrives; Dumbledore pleading to Snape, "Severus ... please ...", but it is unclear what prompted Dumbledore told Snape that. After that, suddenly Snape kills Dumbledore with the curse of the killer-Unforgiveable Avada Not Kedavra Curse (Curse Killer) Avada Kedavra. Strength curse threw Dumbledore beyond the walls of the tower. Dumbledore's death, causing Harry's charms that hold lifted. Harry liberated and pursue Snape. Both short duel, Snape introduced himself as the Half-Blood Prince, and alone with Malfoy, Snape managed to escape through the gates of Hogwarts.
Harry found the Horcrux locket necklace on Dumbledore's body and found that it was a fake Horcrux. In the locket, the place to put photos, found a piece of parchment with a record of who called the author with the initials "RAB". Real Horcrux has been stolen and will be destroyed with the hope that when Voldemort meets his match, Voldemort "made up of ordinary people again, who can die."